Sabtu, 03 November 2012

Bioetanol pepaya

BIOETANOL dari PEPAYA
1.       Tujuan
-          Dapat memanfaatkan limbah buah pepaya
-          Dapat menentukan kadar etanol didalam buah pepaya
2.       Dasar teori
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Pepaya termasuk kedalam kerajaan plantae, ordo barssicales, famili caricacease, genus carcica, dengan spesies C. Pepaya. Di indonesia kata pepaya berasal dari bahasa belanda ,“ papaja”, yang ada akhirnya mengambil dari bahasa Arawak, “Pepaya”. Dalam bahasa jawa pepaya di sebut “ kates” dan dalam bahasa sunda “gedang”.
Pepaya memiliki berbagai manfaat. buahnya dapat dimakan baik saat muda maupun setelah masak, daunya juga bisa di masak ataupun menjadi sayuran. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.
Selain itu buah pepaya yang sudah tidak layak untuk jual dapat dimanfaatkan untuk bahan bioetanol. Dimana pepaya sangat berpotensi besar karena kadar glukosa yang dimiliki pepaya matang sekitar 10%. Dan kadar ini cukup tinggi untuk dibuat etanol. Tahapannya dibagi 3 : fermentasi, destilasi dan penentuan kadar etanol. 3 tahap ini harus dilakukan secara berturut-turut. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan ragi roti dengan penambahan pupuk untuk makanan bakteri tersebut dengan perbandingan 5 % dari bahan.
3.       Metedologi praktikum
-          Alat
a.       Timbangan
b.      Gelas ukur
c.       Blender
d.      Baskom
e.      Plastik
f.        Destilator
g.       Alkoholmeter
-          Bahan
a.       Pepaya tidak layak jual
b.      Ragi roti
c.       Urea atau NPK
d.      K2CrO7
e.      Es
-          Prosedur kerja
a.       Fermentasi
1)      Pepaya dikupas lalu di blender sampai halus, dicatat berapa volume yang didapatkan.
2)      Lalu ditambahkan dengan ragi roti 5% dari volume pepaya.
3)      Ditambahkan pupuk Urea 2% dari volume pepaya.
4)      Diaduk sampai rata. Setelah itu ditutup rapih agar tidak ada oksigen yang masuk.
5)      Ditunggu hingga 48 jam sampai tidak ada buih yang menyertai fermentasi.
6)      Setelah itu hasil fermentasi diperas, diambil cairannya saja.
b.      Destilasi
1)      Hasil fermentasiyang telah diperas. Didestilasi dengan menggunakan destilator yang sidah disiapkan.
2)      Ditunggu hingga keluar cairan etanolnya.
3)      Setelah selesai diuvur volume yang didapatkan.
c.       Uji kadar etanol

Jika didapatkan 25 ml etanol hasil destilasi, uji kadar bisa dilakukan dengan menggunakan piknometer. Atau jika diatas 50 ml bisa menggunakan alkohol meter. Namun jika didapatkan kurang dari 25 ml bisa manggunakan perhitungan berat jenis. Bj = W1–W0/W2-W0
4.       Hasil pengamatan
Cairan yang didapatkan dar perasan pepaya adalah 1200 ml
Setelah fermentasi 7 hari didapatkan cairannya sebanyak 910 ml.
hasil destilasi tidak diketahui.

5.       Pembahasan
Pada percobaan kali ini, bioetanol dibuat dari bahan dasar buah-buahan yang sudah tak layak untuk dimakan. Bahan dasar yang dipakai adalah pepaya. Sari yang didapatkan pada saat fermentasi adalah 1200 ml dan setelah fermantasi adalah 910 ml. pengurangan ini terjadi karena pada saat fermentasi alkohol yang ada didalam pepaya menguap atau teroksidasi. Selain itu karena setelah hasil penyaringan fermentasi terlalu lama disimpan membuat pada saat etanol di destilasi tercium bau yang tidak mengenakan. Padahal meskipun berbau, etanol keluar dari hasil fermentasi 3ml. bau ini disebabkan adanya bakteri yang berkembang didalam hasil fermentasi. karena berbau tidak sedap ini akhirnya destilasi di hentikan dan hasil etanol yang sebenarnya dari fermentasi pepaya tidak diketahui dengan pasti.
6.       Kesimpulan
-          Didapatkan sari pepaya adalah 1200 ml
-          Hasil penyaringan fermentasi pepaya adalah 910 ml
7.       Saran
jangan menyimpan hasil fermentasi pepaya terlalu lama karena pada saaat destilasi nanti akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Setelah selesai fermentasi langsunglah untuk mendestilasinya.
8.       Daftar Pustaka
J. Microbiol. Biotech. Res, 2011., 1 (4) :158-163

Tidak ada komentar:

Posting Komentar