PERCOBAAN 1
PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN SINGKONG
Tanggal : 17 september 2012
I.
Tujuan
-
dapat
memahami proses fermentasi, destilasi dan penentuan kadar alkohol
-
dapat
membuat bioetanol dengan bahan baku singkong
II.
Dasar teori
Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon
dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon (C) dengan rumus kimia C2H5OH.
Secara umum Ethanol lebih dikenal sebagai Etil Alkohol berupa bahan kimia yang
diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti
ubi kayu,ubi jalar,jagung,sorgum,beras,ganyong dan sagu yang kemudian
dipopulerkan dengan nama Bioethanol. Dari semua bahan baku jenis tanaman
tersebut, ubi kayu merupakan tanaman yang setiap hektarnya paling tinggi dapat
memproduksi bioethanol. Selain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu sebagai
bahan baku proses produksi bioethanol juga didasarkan pada pertimbangan
ekonomi. Selain itu, dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain, kandungan
pati dalam singkong yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan
energi alternatif. Dengan demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah
tropis yang merupakan sumber energi paling murah sedunia. Potensi singkong di
Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan baku utama.
Untuk membuat bioetanol dari singkong
dilakukan melalui beberapa tahap.
1. Fermentasi
2. Destilasi
3. Penentuan kadar alkohol
Produksi etanol melalui
proses fermentasi gandum dan gula adalah reaksi organik tertua yang pernah
dikenal. Fermentasi dilakukan dengan cara menambahkan ragi kedalam gandum atau
gula, dimana enzim akan menguraikan karbohidrat menjadi etanol dan CO2.
Selain dengan bantuan ragi, etanol
bisa dihasilkan melalui cara dehidrasi etena dengan katalis asam. Indikator
suatu larutan mengandung etanol adalah dengan mengamati perubahan warna jingga
K2Cr2O7direduksi, warnanya akan berubah menjadi biru hijau (ion kronium III).
(Riswiyanto, 2009).
Dan destilasi akan memisahkan cairan
etanol dan air dari hasil fermentasi. Lalu uji kadar alkohol akan membuktikan apakah
didalam larutan tsb mengandung etanol atau tidak.
III.
Metedologi praktikum
·
Alat
a) Fermentasi singkong:
-
Baskom
-
Panci
kukus
-
Kain
lap
b) Destilasi :
-
Kaleng bekas biskuit/susu
-
Selang diameter ± 1cm
-
Penutup/sumbat selang dari
karet/gabus
-
Obeng/paku
-
Ember atau baskom kecil
c) Uji kadar alkohol
-
Tabung
reaksi 10 ml
-
Pipet
tetes
·
Bahan
a) Fermantasi singkong
-
Singkong
1 kg
-
Ragi
tape
-
Air
-
Daun
pisang
b) Destilasi :
-
Es
batu
c) Uji kadar etanol
-
2
ml K2Cr2O7 2%
-
H2SO4
pekat
·
Cara kerja
a) Fermentasi singkong
1. Persiapkan bahan baku. Singkong
dikupas dengan mengikis kulit arinya hingga kesat, kemudian dihancurkan untuk
memecah susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik.
2. Masukan air kedalam panci kira2
terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
3. Setelah air mendidih masukan singkong
yang telah dihancurkan kedalam panci kukusan dengan dialasi kain. Dan tunggu
hingga singkong ¾ matang.
4. Setelah matang, dimasukan ke baskom.
singkong ¾ yang telah matang, diangkat dan ditiriskan.
5. Sambil menunggu singkong dingin
siapkan ragi yang telah dihaluskan kemudian taruh ragi dan diaduk rata.
6. Setelah selesai, baskom ditutup
dengan memberi alas daun pisang terlebih dahulu lalu kain lap. Singkong ini
harus benar - benar tertutup rapat agar udara dari luar tidak dapat masuk dan
menghasilkan tapai yang maksimal.
7. Setelah singkong ditutupi dengan daun
pisang, diamkan selama 3-4 hari hingga singkong benar – benar menjadi tapai.
Selama proses fermentasi
akan menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari fermentasi berupa
cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa
disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif
lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan
mematikan aktifitasnya.
b) Destilasi
Pembuatan alat destilasi
:
1. Pertama-tama buat tanki destilator
dengan menggunakan kaleng biskuit/susu
2. Lubangi bagian samping atas kaleng
dengan menggunakan obeng/paku sesuai diameter selang
3. Pasang selang dengan rapat pada
kaleng yang telah dilubangi untuk proses penguapan bio-ethanol
4. Setelah itu membuat
kondensor/pendingin dengan menggunakan ember/baskom kecil
5. Buat lingkaran selang dengan cara
melilitkannya menjadi beberapa lilitan
6. Lubangi kedua sisi ember/baskom
tersebut untuk tempat memasukan selang
7. Lalu beri lubang pengeluaran dari
selang kondenser untuk jalur keluarnya bio-etanol yang dihasilkan.
8. Tutup lubang tersebut dengan
karet/gabus yang berfungsi sebagai keran tempat pengaliran hasil bio-ethanol
tersebut.
c) Uji kadar etanol
1. Masukkan kedalam 2 tabung reaksi yang
berbeda 2 ml K2Cr2O7 2%
2. Tambahkan 5 tetes H2SO4
pekat. Goyangkan tabung reaksi tersebut
3. Kemudian tambahkan kedalam tabung
reaksi pertama 1 ml etanol dan kedalam tabung reaksi kedua 1 ml isopropana
4. Reaksi positif ditandai dengan
terjadinya perubahan warna dari jingga ke hijau. Dicatat hasilnya.
IV.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil percobaan
Hasil fermentasi
= 20 ml
Berat
etanol = 2,528 gram
Volume
etanol hasil destilasi = 2,8 ml
Perhitungan
kualitatif kadar alkohol :
B.
Pembahasan
Di praktikum bioetanol ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu: fermentasi, destilasi dan penetuan kadar etanol.
Fermentasi dilakukan dengan memilih bahan dasar yang mengandung karbohidrat
(pati). Yaitu dengan memilih singkong sebagai bahan dasar.
Mula-mula disiapkan 3 kg singkong,
kemudian kulit ari singkong dikupas dan dicuci hingga bersih, hal ini untuk
memastikan agar tidak terdapat kotoran di singkong tersebut. Setelah itu 3 kg
singkong tersebut di parut dan dikukus selama 30 menit, agar singkong lunak dan
bakteri yang terdapat di singkong mati. Kedua, setelah 30 menit singkong
ditiriskan pada baskom hingga dingin. Tujuannya: agar, pada saat ragi
ditambahkan kedalam singkong, ragi tidak mati. hal ini dikarenakan sifat ragi
yang tidak tahan pada suhu panas, dan lingkungan yang terlalu asam. Ketiga,
setelah dingin singkong dibubuhi dengan
3 butir ragi yang telah dihaluskan, kemudian agar terdapat makanan yang
cukup untuk bakteri ragi ditambah NPK secukupnya. Lalu ditutup rapih dengan
plastik, agar tidak terdapat udara didalam baskom tersebut. Karena, fermentasi
singkong dilakukan dengan cara anaerob ( tidak membutuhkan cahaya).
Fermentasi ini dilakukan selama 4 hari. Dengan reaksi:
Namun ternyata pada saat hari ke-4 cairan yang dikeluarkan hanya
sedikit. Hal ini dikarenakan susunan tepungnya tidak pecah dengan baik sehingga
kurang baik berinteraksi dengan ragi. jika sebelumnya didahului dengan proses
hidrolisis mungkin cairan yang didapat akan jauh lebih baik. Karena pada proses
hidrolisis, singkong diubah menjadi gula kompleks(glukosa dan sebagian
fruktosa) denagn menggunakan enzime alfa amilase melalui proses (pemasakan)
pada suhu 90 derajat celcius. sehingga dapat menudahkan proses fermentasi untuk
menghasilkan cairan alkohol/etanol dan O2.
Cairan yang didapatkan dari fermentasi ,
didestilasi dengan menggunakan destilat sederhana yang telah dibuat. Destilat
tersebut terdiri dari kaleng pemanas yang didalamnya berisi cairan hasil
fermentasi dan kondensor sebagai pendingin, yang keduanya dihubungkan dengan
selang. Dari proses destilasi ini dihasilkan senyawa etanol sebanyak 2,8ml.
Alat destilasi ini bekerja dengan prinsip, memisahkan 2 campuran yang berbeda
berdasarkan perbedaaan titik didih dimana titik didih yang lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. Sehingga, Etanol yang memiliki titik didih 74.8 C
dapat dipisahkan dengan air yang mempunyai titik didih air 100C.
Destilasi ini dapat berjalan dengan baik
apabila, temperatur dalam kaleng pemanas pada saat dipanaskan tidak lebih dari
80C. Karena jika lebih dari titik didih etanol, air dan etanol tidak bisa
dipisahkan. Bisa juga, meskipun temperatur sudah dijaga sedemikian rupa. Bisa
juga etanol dan air tetap tercampur.
Keadaan seperti ini dikenal sebagai Azeotrop. Dimana teori Azeotrop
merupakan campuran dari dua atau lebih larutan (kimia) dengan perbandingan
tertentu, dimana komposisi ini tetap / tidak bisa diubah lagi dengan cara
destilasi sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di didihkan,
uap yang dihasilkan juga memiliki perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat
ikatan antar molekul pada kedua larutannya.
Selanjutnya, 2,8 ml etanol yang
didapatkan dari destilasi. Diuji secara kunatitatif untuk mengetahui ada
tidaknya etanol didalam cairan hasil destilasi tersebut. Sebenarnya jika hasil
cairan ada sebanyak 50 ml bisa menggunakan alkohol meter dan jika hasilnya 25
ml dapat menggunakan pikometer. Sedangkan hasil dari destilasi ini hanya 2,8
ml. Sehingga pengujian harus menggunakan uji kuantitatif.
Di uji kuantitatif ini. Mula-mula, hasil
destilasi dimasukan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 2 tetes K2Cr2O7
2%. Lalu ditambahkan dengan 5 tetes H2SO4 pekat digoyangkan. Dan terjadi perubahan perubahan
warna dari jingga, hijau ke biru. Ini menunjukan bahwa reaksi ini positif
mengandung etanol.
Pada perhitungan kualitatif kadar alkohol
dengan menggunakan rumus : , didapatkan hasilnya adalah 0,903 gr/ml. sehingga berdasarkan tabel dibawah, % volume alkohol sekitar
65%
V.
Kesimpulan
1. Fermentasi bisa dilakukan pada
keadaan kedap udara (anaerob)
2. Proses destilasi dapat memisahkan
etanol dengan air. Dengan etanol yang didapatkan 2,8 ml.
3. Dari uji kadar etanol, reaksi cairan
hasil fermentasi positif mengandung etanol.
4. Bj alkohol yang didapatkan
adalah 0,903gr/ml
VI.
Daftar pustaka
VII.
Lampiran
A.
Pertanyaan
what is
the weight (in gram of kg) of a fifth of gallon of a 40% aqueous alcohol
solution. and a weight of a fifth of good bourbon ?
Diket : 1 galon = 19 liter
1/5 galon = 1/5 x 19 = 3,8 liter
40% = 0,4
Volume alkohol dalam 5 galon = 0,4 / 3,8 = 0,105 liter = 10,5 %
% bourbon = 50 % = 0,5
Volume bourbon dalam 5 galon = 0,5 / 3,8 = 0,131 liter= 13,1 %
Ditanya : berat dari 5 galon alkohol dan bourbon?
Alkohol
% berat-volume = (massa zat terlarut)/(liter campuran) x 100
10,5%= (massa zat terlarut)/3,8 x 100
Massa zat terlarut= (10,5 x 3,8)/100
= 0,36 kg
bourbon
% berat-volume = (massa zat terlarut)/(liter campuran) x 100
13,1 %= (massa zat terlarut)/3,8 x 100
Massa zat terlarut= (13,1 x 3,8)/100
= 0,49 kg
1/5 galon = 1/5 x 19 = 3,8 liter
40% = 0,4
Volume alkohol dalam 5 galon = 0,4 / 3,8 = 0,105 liter = 10,5 %
% bourbon = 50 % = 0,5
Volume bourbon dalam 5 galon = 0,5 / 3,8 = 0,131 liter= 13,1 %
Ditanya : berat dari 5 galon alkohol dan bourbon?
Alkohol
% berat-volume = (massa zat terlarut)/(liter campuran) x 100
10,5%= (massa zat terlarut)/3,8 x 100
Massa zat terlarut= (10,5 x 3,8)/100
= 0,36 kg
bourbon
% berat-volume = (massa zat terlarut)/(liter campuran) x 100
13,1 %= (massa zat terlarut)/3,8 x 100
Massa zat terlarut= (13,1 x 3,8)/100
= 0,49 kg
B.
Gambar
Perubahan
warna dari jingga ke hijau tua ke biru.
Hal ini
menunjukan adanya kandungan etanol didalam larutan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar