A. Pendahuluan
Ethanol
merupakan senyawa Hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon
(C) dengan rumus kimia C2H5OH. Secara umum Ethanol lebih dikenal sebagai Etil
Alkohol berupa bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang
mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu,ubi
jalar,jagung,sorgum,beras,ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan
nama Bioethanol. Dari semua bahan baku jenis tanaman tersebut, ubi kayu
merupakan tanaman yang setiap hektarnya paling tinggi dapat memproduksi
bioethanol. Selain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu sebagai bahan baku
proses produksi bioethanol juga didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Selain
itu, dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain, kandungan pati dalam
singkong yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi
alternatif. Dengan demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis
yang merupakan sumber energi paling murah sedunia. Potensi singkong di
Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan baku utama.
B. Alat dan Bahan
·
Fermentasi
singkong
Alat :
-
Baskom
-
Panci kukus
-
Kain lap
Bahan-bahan:
·
Singkong 1 kg
·
Ragi tape
·
Air
·
Daun pisang
·
Destilasi
Alat :
-
Kaleng
bekas biskuit/susu
-
Selang
diameter ± 1cm
-
Penutup/sumbat
selang dari karet/gabus
-
Obeng/paku
-
Ember
atau baskom kecil
Bahan:
-
Es
Penentuan Kadar Etanol
Alat : labu takar, pipet ukur, pipet volume,labu takar, waterbath, erlenmeyer, buret, dan pilius.
Bahan : K2Cr2O7, H2SO4 pekat, NaS2O3, pati-KI
Penentuan Kadar Etanol
Alat : labu takar, pipet ukur, pipet volume,labu takar, waterbath, erlenmeyer, buret, dan pilius.
Bahan : K2Cr2O7, H2SO4 pekat, NaS2O3, pati-KI
·
Gambar alat :
Gambar1. Rangkaian alat destilasi
Gambar 2. Rangkaian alat fermentasi
C.
Prosedur Kerja
·
Analisa pendahuluan
Penentuan Kadar Pati dalam
singkong :10 gram sampel di tambah dengan katalis HCl 1 N sebanyak 100 ml
dipanaskan dalam labu leher tiga selama 1 jam pada suhu 100oC
kemudian di dinginkan dan di saring, lalu di netral l dengan NaOH. Ambil
sampel sebanyak 5 ml, diencerkan sampai 100 m, kemudian diambil sebanyak 5 ml,
masukkan dalam campuran fehling A dan fehling B ( masing – masing 5 ml ) dengan
pipet volume dan glukosa standart sebanyak 15 ml dari buret. Campuran di
panaskan sampai mendidih dan penetesan glukosa standart dilanjutkan sampai
warna biru hilang. Setelah itu campuran di tambah 2 – 3 tetes indicator Metylen
Blue dan titrasi sampai warna merah bata, catat kebutuhan glukosa standart (M).
(Kadar pati = 90% kadar glukosa)
.
·
Fermentasi singkong
1.
Persiapkan bahan baku
Singkong dikupas dengan mengikis kulit arinya hingga kesat, kemudian
dihancurkan untuk memecah susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air
secara baik.
2.
Masukan air kedalam panci kira2 terisi
seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
3.
Setelah air mendidih masukan singkong yang telah
dihancurkan kedalam panci kukusan dengan dialasi kain. Dan tunggu hingga
singkong ¾ matang.
4.
Setelah matang, dimasukan ke baskom. singkong ¾ yang
telah matang, diangkat dan ditiriskan.
5.
Sambil menunggu singkong dingin siapkan ragi
yang telah dihaluskan kemudian taruh ragi dan diaduk rata.
6.
Setelah selesai, baskom ditutup dengan memberi
alas daun pisang terlebih dahulu lalu kain lap. Singkong ini harus benar -
benar tertutup rapat agar udara dari luar tidak dapat masuk dan menghasilkan
tapai yang maksimal.
7.
Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang,
diamkan selama 3-4 hari hingga singkong benar – benar menjadi tapai.
Selama proses
fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari
fermentasi berupa cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7
hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi
menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi
itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.
·
Destilasi
Pembuatan alat destilasi :
1.
Pertama-tama buat tanki destilator dengan
menggunakan kaleng biskuit/susu
2.
Lubangi bagian samping atas kaleng dengan
menggunakan obeng/paku sesuai diameter selang
3.
Pasang selang dengan rapat pada kaleng yang
telah dilubangi untuk proses penguapan bio-ethanol
4.
Setelah itu membuat kondensor/pendingin dengan
menggunakan ember/baskom kecil
5.
Buat lingkaran selang dengan cara
melilitkannya menjadi beberapa lilitan
6.
Lubangi kedua sisi ember/baskom tersebut untuk
tempat memasukan selang
7.
Lalu beri lubang pengeluaran dari selang
kondenser untuk jalur keluarnya bio-etanol yang dihasilkan.
8. Tutup
lubang tersebut dengan karet/gabus yang berfungsi sebagai keran tempat
pengaliran hasil bio-ethanol tersebut.
Setelah
alat destilasi selesai dibuat. Cairan hasil fermentasi dipisahkan, agar etanol bisa didapat kan. setelah itu didestilasi dengan alat destilasi yang dibuat.
Penentuan KadarEtanol
penentuan kadar etanol ini dilakukan dengan cara :
1. mengambil cairan sampel hapada hari ke 4
Penentuan KadarEtanol
penentuan kadar etanol ini dilakukan dengan cara :
1. mengambil cairan sampel hapada hari ke 4
2. Memasukkan sample 1ml kedalam labu takar dan tambahkan
akuades 100ml sebgai pegencer.
3. Diambil 10 ml dari labu takar, dan
dimasukkan pada erlenmeyer
4. Menambahkan 10 ml K2Cr2O7 pada erlenmeyer,menggunakan
pipet volume lalu dikocok.
5. Menambahkan 4 ml H2SO4 pekat, lalu dikocok.
6. Memanaskan sample kedalam waterbath 700c selama 15 menit.
7. Mendinginkan sample.
8. Menambahkan pati-KI pada setiap erlenmeyer.(warna menjadi
coklat)
9. Mentritasi sample dengan NaS2O3 sampai warna menjadi biru/coklat
menjadi hijau/jernih.
10. Melakukan perhitungan kadar etanol dengan rumus untuk
mengetahui kadar presentase etanolnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar