LAPORAN PRAKTIKUM FERMENTASI KULIT SINGKONG
1. HARI/TANGGAL : Senin, 24 September 2012
2. TUJUAN
· Menerapkan
praktikum berbasis penelitian dengan menggunakan bahan dasar kulit singkong.
·
Mengetahui
kadar gula dan kadar alkohol dalam kulit singkong.
·
Membandingkan
kadar gula dan kadar alkohol kulit singkong dengan bahan dasar yang lainnya.
3. DASAR TEORI
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam
fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat, dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur,
dan minuman beralkohol lainnya.
Fermentasi alkohol merupakan suatu
reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida.
Organisme yang berperan yaitu Saccharomiches cerevisiae (ragi) biasanya untuk
pembuatan tape, roti, atau minuman keras.
Reaksi kimianya yaitu :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 +2
ATP
Energi
yang dilepas sebanyak 118 kj per mol. Dapat dijabarkan sebagai berikut, gula
(glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → alkohol (etanol) + karbondioksida + energi
(ATP). Jalur biokimia yang terjadi sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula
yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan
bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur
terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
4. ALAT dan
BAHAN
·
Baskom 1 buah
·
Pisau 1 buah
·
Plastik atau kain penutup
·
Panci
·
Ragi 1 potong
·
Kulit singkong kira-kira ½ kg (dari singkong 3
kg)
·
NPK (pupuk)
5. CARA
KERJA
·
Singkong sebanyak 3 kg yang sudah dikupas,
kulitnya tidak dibuang melainkan diambil untuk dilakukan fermentasi lagi. Kira-kira
diperoleh sebanyak ½ kg.
·
Kulit singkong yang masih kotor, dicuci sampai
bersih lalu didiamkan.
·
Selagi menunggu kulit singkong didiamkan, siapkan
panci yg sudah diisi air untuk mengukus kulit singkong tersebut.
·
Setelah itu kulit singkong dimasukkan ke dalam
panci, dikukus selama kurang lebih ½ jam, sampai kulit singkong tersebut lunak.
·
Setelah ½ jam angkat kulit singkong dari panci,
lalu dinginkan.
·
Sambil menunggu kulit singkong dingin, haluskan 1
potong ragi dan 2 sendok pupuk.
·
Lalu, letakkan kulit singkong yang sudah dingin
ke dalam baskom, taburi ragi dan pupuk sambil diratakan dengan tangan. Setelah
itu tutup dengan plastik kedap udara atau kain.
·
Diamkan selama 3-7 hari.
·
Kemudian, ambil airnya untuk didestilasi.
6. HASIL
PENGAMATAN
Setalah 3 hari didiamkan, lalu
plastik dibuka ternyata kulit singkong menjadi kering dan tidak berair. Lalu
praktikan menutupnya dengan plastik kembali untuk dilihat perubahannya sampai 7
hari. Setelah 7 hari, ternyata hasilnya tidak berubah. Kulit singkong masih
kering dan berbau busuk. Sehingga tidak diperoleh air perasan untuk dilakukan
destilasi.
Menurut kelompok kami, hal ini
disebabkan karena kesalahan pada saat proses cara kerjanya. Mungkin karena
kulit singkong tersebut tidak dihaluskan terlebih dahulu, atau karena kurangnya
ragi yang digunakan. Tapi, ini akan menjadi suatu pelajaran penting untuk
kelompok kami, karena dengan kegagalan praktikum ini kami bisa tau hal-hal apa
saja yang menyebabkan praktikum berbasis penelitian ini gagal.
7. PEMBAHASAN
Pada
kesempatan kali ini dilakukan praktikum berbasis penelitian yaitu, fermentasi
dengan menggunakan bahan dasar kulit singkong. Praktikum berbasis penelitian
ini sangat baik diterapkan kepada mahasiswa, karena bisa melatih mahasiwa untuk
bekerja secara mandiri dan kreatif dengan menggunakan berbagai macam sumber.
Namun, ada juga dampak negatif dari praktikum berbasis penelitian ini, yaitu
salah satunya membutuhkan biaya, apabila gagal maka praktikan harus
mengulangnya kembali dari awal, dll.
Fermentasi
dengan menggunakan bahan dasar kulit singkong ini mungkin merupakan suatu ide
yang cukup unik, karena disini praktikan ingin mengetahui seberapa besar kadar
gula yang terkandung dalam kulit singkong, serta kadar alkoholnya. Tetapi,
sayang sekali setelah menunggu selama 7 hari, fermentasi kulit singkong ini
gagal dikarenakan beberapa faktor. Faktor yang pertama yaitu, pada saat proses
kerjanya. Dimana seharusnya bahan yang difermentasi harus dihaluskan terlebih
dahulu, namun disini praktikan tidak menghaluskannya, tetapi hanya dipotong
kecil-kecil. Yang kedua adalah faktor komposisi dari bahan yang digunakan.
Dengan kulit singkong sebanyak ½ kg, mungkin dibutuhkan ragi lebih dari 1
potong. Sehingga, pada praktikum ini praktikan mengalami kegagalan. Karena air
hasil fermentasinya saja tidak didapatkan, sehingga tidak bisa dilakukan proses
destilasi.
8. KESIMPULAN
·
Fermentasi dengan kulit singkong ini gagal,
karena proses cara kerjanya dan kurangnya komposisi dari bahan yang digunakan.
·
Dari fermentasi ini tidak diperoleh air hasil
perasan dari fermentasi untuk dilakukan proses destilasi.
·
Sehingga, tidak diketahui berapa kadar gula dan
kadar alkohol yang terkandung dalam kulit singkong. Dan juga belum bisa
dibandingkan dengan bahan yang lainnya.
9. DAFTAR
PUSTAKA
·
www.ml.scribd.com/doc/26623145/7/Prosesfermentasi
(diakses pada Minggu, 7 Oktober 2012, pukul 21.00)
·
www.academia.edu/1035411/TEKNOLOGIFERMENTASISINGKONG
(diakses pada Minggu, 7 Oktober 2012, pukul 21.20)